Senin, 27 April 2015

Mbah Wardoyo, penjual bubur



      Nama penjual ini adalah Mbah Wardoyo. Ia tinggal di Tasgading, Krajan,  Jatinom, Klaten. Ia berjualan bubur, gudangan, dan tumpang letok di rumah dan di pasar. Ia menjual bubur minimal harganya Rp 2000 per bungkus. 

Setiap jam 05.00-07.00 ia berjualan di rumah, jika dagangannya tidak habis ia membawa dagangannya ke pasar untuk dijual. Ia ke pasar dengan berjalan kaki. Terkadang ia dibantu oleh suaminya agar tidak kelelahan. Setiap pagi ia harus bangun pagi untuk membuat bubur, gudangan, dan tumpang letok.

Ia berjualan bubur, gudangan, dan tumpang letok karena untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya dan memang sudah keturunan dari ibunya. Jika hujan/sedang sepi terkadang dagangannya tidak habis, jadi dagangan itu dibawa pulang kemudian dibagikan ke tetangga. 


Dari wawancara tersebut, saya bisa mengetahui bahwa berjualan itu susah dan saya mendapatkan keberanian untuk wawancara dan saya bisa memahami bagaimana keseharian mereka.

Mas Markus



Namanya Mas Markus. Dia bekerja di Istana ikan alamatnya Jalan Wahidin Sudiro Husada 79, Klaten. Perkerjaanya adalah jualan ikan, memberi makan ikan, dan membersihkan akuarium. Dia bekerja sejak tahun 2002, dia bekerja karena senang bekerja dan dia bekerja dengan senang hati, tekun, dan jujur.
Dari wawancara ini saya belajar bahwa kalau bekerja harus senang,besemangat, dan jangan mengeluh walaupun menyusahkan. 
 Setiap pagi, Mas Markus dari jam 9.00AM – 10.00PM dia menjaga ikan, memberi makan ikan,  membersih kan ikan, dan dia menjaga ikan supaya tidak mati.
Mas Markus sudah berkerja selama 13 tahun, dia bekerja dengan jujur, senang hati, tekun, dan jujur

Warung Kelontong Bu Rini



Beliau adalah Bu Rini. Beliau adalah seorang pedagang kelontong yang telah buka sejak tahun 1998. Tokonya tepat di belakang rumah saya, Bu Rini menjual kebutuhan memasak dan jajanan ringan yang biasanya disukai anak-anak. Bu Rini membuka toko kelontong ini di depan rumahnya sendiri. Selain keinginannya sendiri, saudara-saudaranya maupun suaminya juga mensuport Bu Rini, mereka juga membantu modal untuk membuat toko kelontong Bu Rini. 


Selama berjualan Bu Rini tidak sendiri, Selama ini Bu Rini dibantu oleh suaminya yang bernama Pak Catur. Pak Catur adalah suami yang baik dan juga setia kepada Bu Rini. Di samping toko kelontong Bu Rini terdapat TK Aisyiyah dan di depannya terdapat TPA, jadi toko kelontong Bu Rini sudah seperti kantin bagi TK maupun TPA tersebut.


Biasanya penghasilan dari Toko Bu Rini setiap harinya kurang lebih 150.000 rupiah. Bu Rini sudah merasa senang dan bersyukur dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan membuka toko kelontong tersebut. Selain itu Ia juga senang karena tidak perlu keluar rumah Bu Rini sudah mendapatkan penghasilan.


Dari wawancara tersebut, banyak pengalaman maupun pelajaran yang bermakna untuk saya. Dari situ saya bisa melatih keberanian dan kemampuan membuat pertanyaan. Dan dari perjalanan hidup Bu Rini, saya bisa mengambil makna untuk harus tetap berjuang untuk hidup.

Warung Pak Kupluk



        

           



Warung ini berdiri sejak tahun 1993. Warung Pak Kupluk sering berpindah tempat. Warung ini didirikan oleh Bapak Mujiono. Disebut “Pak Kupluk” karena saat memasak sering menggunakan kupluk. Warung ini menjual mie rebus, mie goreng, nasi goreng, dan cap cay. Dalam sehari, Pak Mujiono bisa menghabiskan 7 kg mie dan nasi.

                
Warung ini memang ramai akan pengunjung. Dalam berdagang, Pak Mujiono sering dibantu oleh anaknya yang bernama Mas Supri. Warung ini dibuka mulai pukul 13.00 siang sampai 01.00 pagi. Mereka tak pernah lelah bekerja demi menafkahi keluarganya.

                
Semangat Pak Mujiono terpancar dalam bekerja. Walau hari sedang hujan, warung ini tetap dibuka. Anggota–anggota keluarga lainnya pun ikut membantu Pak Mujiono melayani pelanggan. Ada yang membantu membuatkan minuman, membersihkan meja, dan lain-lain.

                
Dari wawancara di atas, saya memahami jika kita bekerja dengan sungguh-sungguh, maka akan menghasilkan hasil yang baik juga. Saya mendapat pengetahuan tentang perdagangan. Selain itu, kerja sama juga dibutuhkan dalam berdagang.