Pak
Min, Sang Penjual Mie Ayam
Pada Hari Sabtu yang lalu, saya mewawancarai seorang
penjual Mie Ayam bernama Min. Saya kerap memanggilnya Pak Min. Saya
bertanya-tanya apa resep dibalik kesuksesan sang penjual Mie Ayam. Justru itu
mengapa saya bersemangat untuk mewawancarai beliau.
Beliau adalah orang asli Klaten. Beliau sangat tekun
dalam pekerjaannya, karena menurutnya tekun adalah kunci kesuksesan. Mie ayam
yang ia jajakan berharga 5 ribu rupiah setiap mangkok. Ia mulai terjun dalam
bidang kuliner sejak tahun 1993, pertama ia hanya berjualan di depan rumahnya
saja, lama kelamaan banyak orang yang sangat tertarik dengan kelezatan mie ayam
nya tersebut, sehingga ia memutuskan untuk berjualan di antara toko pancingan
dan sebelah sekolah SD.
Kesuksesannya semakin bertambah, karena beliau adalah
orang yang gigih dan rajin ia memulai menarik terpal dan berjualan sejak jam 11
pagi sampai jam 8 malam. Ia berkata bahwa setiap hari ia bisa mencuci sekitar
100 mangkok pada malam Minggu dan 70 mangkok pada hari biasanya. Walaupun
usahanya sukses, ia tetap ingat kepada istri dan kedua anaknya, ia selalu
mengasihi mereka dengan sepenuh hati, walaupun ia tidak punya karyawan, “No
Problem”, kata bapak penjual mie ayam tersebut.
Melalui Pak Min, saya belajar untuk bekerja keras, selalu
tekun, mengasihi sesama dan rajin dalam
merintis pekerjaan. Biarlah kisah hidup Pak Min ini dapat menginspirasi semua
orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar