Beliau
adalah Bu Rini. Beliau adalah seorang pedagang kelontong yang telah buka sejak
tahun 1998. Tokonya tepat di belakang rumah saya, Bu Rini menjual kebutuhan
memasak dan jajanan ringan yang biasanya disukai anak-anak. Bu Rini membuka
toko kelontong ini di depan rumahnya sendiri. Selain keinginannya sendiri,
saudara-saudaranya maupun suaminya juga mensuport Bu Rini, mereka juga membantu
modal untuk membuat toko kelontong Bu Rini.
Selama
berjualan Bu Rini tidak sendiri, Selama ini Bu Rini dibantu oleh suaminya yang
bernama Pak Catur. Pak Catur adalah suami yang baik dan juga setia kepada Bu
Rini. Di samping toko kelontong Bu Rini terdapat TK Aisyiyah dan di depannya
terdapat TPA, jadi toko kelontong Bu Rini sudah seperti kantin bagi TK maupun
TPA tersebut.
Biasanya
penghasilan dari Toko Bu Rini setiap harinya kurang lebih 150.000 rupiah. Bu Rini sudah
merasa senang dan bersyukur dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan
membuka toko kelontong tersebut. Selain itu Ia juga senang karena tidak perlu
keluar rumah Bu Rini sudah mendapatkan penghasilan.
Dari wawancara
tersebut, banyak pengalaman maupun pelajaran yang bermakna untuk saya. Dari situ
saya bisa melatih keberanian dan kemampuan membuat pertanyaan. Dan dari
perjalanan hidup Bu Rini, saya bisa mengambil makna untuk harus tetap berjuang untuk hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar